Bangun 3.000 BTS hingga Akhir 2008
Perusahaan telekomunikasi milik Group SinarMas dengan merk dagang Smart Telecom akan melakukan ekspansi secara menyeluruh ke wilayah Indonesia. Tahun ini Smart Telecom berencana membangun 3000 BTS dengan total belanja Modal US$350 juta.
Hal ini ditegaskan Djoko Tata Ibrahim, Deputi CEO Smart Telecom disela-sela acara bundling Ponsel Smart – Haier D1100P di Wisma BII Surabaya.
Lebih lanjut, Djoko menambahkan hingga bulan Juni 2008, cakupan wilayah coverage smart Telecom akan menjangkau seluruh wilayah Jawa, Bali, dan Lombok. Hingga akhir tahun, diharapkan akan meluas hingga Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. ”Bulan ini MSC (Mobile Switching Center) kami di Madiun dan Jember akan segera bisa dioperasikan, daerah lain seperti Balikpapan, Banjarmasin, Palembang, dan Lampung sedang dalam tahap pengerjaan” ujarnya.
Sejak launching serentak di 5 kota bulan September lalu, Surabaya (6 September), Bandung (19 September), Semarang (25 September) dan Yogyakarta (28 September), Djoko Tata Ibrahim mengklaim memiliki 300 ribu pelanggan. Jawa Timur Sendiri memberikan konstribusi sekitar 25 % dari total pelanggan Coverage di Jawa timur meliputi, Surabaya, Batu, Blitar, Bojonegoro, Gresik, Jombang, Kediri, Lamongan, Malang, Mojokerto, Pasuruan, Sidoarjo, Tulungagung, Tuban.
- Media Briefing Smart Telecom di wisma BII Surabaya
Smart Telecom merupakan hasil merger antara Primasel dengan PT Wireless Indonesia (WIN, anak perusahaan Sinar Mas). Kita tentu masih ingat ketika di Primasel proyek PHS yang digelar di Jawa Timur akhirnya dihentikan.Lisensi pembangunan PHS di Jawa timur terjadi sesaat setelah C-Phone dikenalkan oleh Telkom yang kemudian diganti dengan nama TelkomFlexi.
Di Jawa Timur, Primasel akhirnya memutuskan untuk mengadopsi teknologi CDMA2000-1x dengan band 1980 MHz. namun karena pemerintah memandang Primasel tidak memenuhi target “teledensitas” maka akhirnya digusur karena frekuensi yang mereka gunakan akan dipakai untuk 3G.
Merger akhirnya dilakukan, konglomerasi Sinar Mas mengambil alih pada akhir tahun 2006. Polemik akhirnya muncul, sebab pemerintah tetap keukeuh dengan putusan bahwa Smart Telecom tetap beroperasi di pita 1900 Mhz. Selain diperuntukkan untuk mobile Satelit, pita frekuensi ini juga sudah penuh dengan operator lain. Di Jakarta misalnya, Flexi dan StarOne juga memakai frekuensi ini, sementara hasil tender alokasi frekuensi 3G yang dimenangkan oleh Telkomsel, Indosat, dan XL juga memakai rentang pita yang juga berdekatan.
Lagi-lagi, keputusan pemerintah memancing polemik, Flexi dipaksa memimang Fren, sementara StarOne juga lebih dulu meminang Esia untuk berdiam di satu rumah yang sama di frekuensi 800 Mhz.
Terlepas dari polemik itu, Smart Telecom kini sudah mendapatkan rumahnya. sistem Nomor juga mirip GSM dengan prefix 0881, 0882, 0883, 0884 (maklum saja meski teknologinya CDMA, namun kemampuan jelajahnya tinggi alias Unlimited Mobility).
Skema Pentarifan yang dijalankan Smart cukup berani, yakni memberlakukan system Homo (sesama Smart bicara Gratis 24 jam sehari) SMS= Rp 25,- ke operator lain = Rp 550/30 Detik (local) dan Rp 660/30 Detik (Non Lokal), SMS ke operator Lain = Rp 275/SMS, Tarif data Rp 2,2/kb.
Bundling Smart Telecom
| ZTE X-175, ZTE X-176
| Haier D1200P | Haier D1100P |
Harga | 188 Ribu | 399 Ribu | 288 Ribu |
Layar | MonoChromo | 65K | 65K |
Fitur | Ringtone | Internet (bisa juga sebagai Modem) | Desain tipis |
| Speaker Phone | Hidden SMS/ PhoneBook | Hidden SMS/ PhoneBook |
| Vibrate | Blokir Panggilan | Blokir Panggilan |
|
| Kabel data USB | Kabel data USB |