Kamis, 02 Oktober 2008
....Mengucapkan Minal Aidin Walfaidzin.....
Satukan tangan,satukan hati
|| Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H ||
Reported by Hadi Sujarwo posting time Kamis, Oktober 02, 2008
Kamis, 11 September 2008
5 W 1 H
Blog adalah fenomena yang sedang berkembang di dunia maya saat ini. Banyak orang, dan bahkan juga perusahaan, yang membuat blog. Pengalaman dan ide-ide baru sekarang menemukan bentuk yang baru sebagai medianya, yaitu blog !
Di sini blog akan diperkenalkan secara tuntas dalam bentuk 5W1H, yaitu what (apa), who (siapa), why (mengapa), when (kapan), where (di mana), dan how (bagaimana).
What – Apa itu blog ?
Blog adalah sebuah situs yang berisikan tulisan-tulisan menurut tanggal, yang biasanya berisi ide, opini, atau pengalaman penulisnya. Dengan kata lain dapat juga dikatakan bahwa blog adalah semacam buku harian (jurnal) online. Berbagai definisi blog menurut Google dapat dilihat di sini.
Who – Siapa yang membuat blog ?
Siapa saja bisa membuat blog, baik secara pribadi, kelompok, maupun organisasi. Blog ini misalnya, merupakan blog pribadi saya. Contoh blog untuk kelompok adalah blog Kuliah Online di mana semua mahasiswa yang berpartisipasi dapat ikut menulis. Sedangkan contoh blog perusahaan adalah Google Blog dan MSDN Blogs.
Why – Mengapa membuat blog ?
Blog memungkinkan kita untuk berbagi pengalaman, ide, opini, pemikiran dan perasaan dengan orang lain. Dengan blog kita jadi mempunyai ‘suara’ di Internet. Mungkin inilah sebabnya blog begitu populer. Kita bebas mengekspresikan diri kita. Sebagai contoh, dalam blog ini saya menuangkan ide-ide dan pemikiran tentang gaya hidup digital, sesuatu yang sangat saya minati. Blog juga bisa dipakai untuk saling berbagi di antara sekelompok teman. Dengan saling membaca blog, kita jadi bisa saling mengetahui kisah masing-masing. Sedangkan bagi perusahaan, blog dapat dipakai untuk menyuarakan sikap, menjelaskan produk, dan membagikan kultur perusahaan.
When – Kapan membuat blog ?
Kapan saja kita mau. Tidak ada batasan karena blog memang merupakan ekspresi dari diri kita masing-masing.
Where – Di mana bisa membuat blog ?
Ada banyak situs yang menyediakan fasilitas untuk membuat blog secara gratis, di antaranya adalah Blogger, Blog Drive, Multiply ,MSN Spaces,.dll. Masih banyak situs lain yang juga menawarkan fasilitas untuk membuat blog. Kita bisa membuat blog di situs-situs tersebut.
How – Bagaimana cara membuat blog ?
Setiap situs memiliki caranya sendiri-sendiri, namun secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa caranya sangatlah mudah dan cepat. Di Blogger misalnya, blog baru dapat dibuat hanya dalam tiga langkah, yaitu membuat account, menamai blog, dan memilih bentuk tampilan (template) dari blog. Kita akan dipandu langkah demi langkah sampai blog kita jadi.
Demikianlah 5W1H dari blog. Dengan melihat semua kelebihan ini, tidaklah mengherankan kalau saat ini blog telah menjadi sebuah fenomena !
Reported by Hadi Sujarwo posting time Kamis, September 11, 2008
Sabtu, 17 Mei 2008
Heboh Unlock Esia
Fenomena unlock kembali terulang, kali ini terjadi pada Esia. Ponsel Huawei yang dibundling dengan Esia dengan harga 199 ribu, menjadi buruan para calon konsumen.Tercatat Huawei dan LG menjadi Korban Unlock.
Bahkan fenomena Unlock ini mengalahkan kehebohan Samsung Frensip yang terkenal dengan jargon ”haree gene nggak punya handphone?” Kembali, tawaran ponsel murah hasil kerja sama antara operator dan vendor diacak-acak oleh pelaku Unlocker.
Ponsel Huawei seri 2601 ini memang laris manis, bukan hanya di Jakarta, namun di sejumlah gerai Esia di beberapa kota besar, kita bisa menyaksikan banyaknya antrian pembeli yang memadati hingga areal parkir. Ada beberapa alasan kenapa Huawei C2601 ini diburu konsumen, yakni ponsel ini menggunakan RUIM (SIM card), memiliki fitur loudspeaker. Faktor plus lain yang membuat ponsel ini laris melebihi kacang goreng, karena harganya yang terjangkau dengan hitungan sederhana saja. Dengan uang 250 ribuan, kita bisa memiliki ponsel murah dengan fitur semudah Nokia, bahkan lebih mudah dari Sony Ericsson. Perhitungannya, harga bandrol Rp 199.000 (ditambah pajak jadi Rp.218.900 plus pulsa esia senilai Rp 30 ribu)
Pada program bundling atau pemasaran produk secara bersama-sama ini, harga satu unit ponsel Huawei C2601 dijual ke pasar Rp199.000, ditambah dengan bonus talktime Esia sebesar 1.000 menit atau setara dengan Rp50.000 untuk percakapan sesama Esia.
Dalam siaran persnya, Eric Meijer mengatakan ponsel tersebut telah terkunci atau hanya bisa digunakan pada jaringan Esia, atau network lock pada jaringan Huawei yang menjadi penyedia jaringan Esia. Pada tahap awal, Esia akan melepas ke pasar sebanyak 500.000 unit, sehingga diharapkan dapat menambah minat masyarakat untuk menggunakan layanan Esia. Meski tidak bersubsidi, namun kemunculan handset ini diharapkan bisa meningkatkan penjualan perdana Esia di sejumlah daerah.
Karena permintaan sangat tinggi, pihak Esia kemudian menjual handset ini secara khusus di Outlet atau Esia Center yang ditunjuk. Masalah kemudian timbul, ketika ponsel ini akhirnya bisa diunlock. Di beberapa forum dunia maya, kita bisa menemukan iklan yang berisi tentang jasa unlock.
Menariknya software ini banyak dijual di pasaran, sehingga kita dengan mudah bisa mendapatkannya di Dunia maya. Begitu mudahnya, sehingga Anda tidak perlu bertanya lagi dimana mencarinya. Cukup googling, pasti menemukan kodenya.
Merebaknya masalah jebol segel lock atau unlock pada Huawei C2601 dipicu oleh harganya yang sangat murah. Dalam hal ini operator jelas sangat dirugikan oleh pelanggaran hak ciptanya dan berakibat berkurangnya kepercayaan dari vendor sebagai pihak kedua dalam mewujudkan bundling tersebut. Di lain sisi, fenomena unlock yang kembali marak juga disebabkan oleh belum jelasnya aturan hokum yang ada. Kita tentu masih ingat dengan kasus unlock yang terjadi beberapa saat yang lalu. Ada dua kasus yang terjadi di Surabaya dan Jakarta. Namun putusan yang dihasilkan oleh pengadilan ternyata tidak seragam, dimana pelaku di Jakarta diputuskan bersalah, sementara di Surabaya diputuskan tidak bersalah. Masih belum jelasnya legalitas juga bisa dilihat dari kesepakatan jual beli handset bundling. Ketika kita membeli handset bundling, tidak ada aturan yang melarang untuk mengutak-atik ponsel. Selanjutnya, sampai berapa lama handset bundling tersebut terikat kontrak dengan operator. Semuanya serba tidak jelas
“Ketidak-jelasan hukum yang paten ini justru dimanfaatkan oleh oknum-oknum unlocker tersebut, sehingga merugikan pihak operator dan vendor. Namun ada sisi baiknya, yakni adanya peningkatan teledensitas sehingga masyarakat di berbagai lapisan mampu membeli ponsel dengan harga terjangkau dengan bebas memilih operator yang dipilih”, ungkap Achiang, Praktisi Telekomunikasi Forum Indoflasher, saat ditemui News Ponsel
Faktor lain yang memungkinkan terjadinya unlock adalah kesalahan vendor yang kurang mengawasi system keamanan ponselnya. Vendor seharusnya selalu memberikan update system keamanan sehingga tidak gampang dijebol oleh pelaku unlocker. Dalam hal ini, jelas sekali Huawei tidak melakukan update pada system security pada ponsel tersebut.
Jika diurut-urut, aksi unlock pada ponsel Huawei ini disinyalir telah diciptakan oleh seorang teknisi ponsel dari Philipina, hingga akhirnya mendarat dio Indonesia. Dimana kita bisa menemukan pelaku unlocker? News Ponsel berkesempatan menelusuri jejak para Unlocker. Berbekal handset yang sudah dibeli, kami membagi tugas dengan menelusuri kawasan ITC Roxy mas dan WTC Surabaya.
Cukup sulit untuk menemukan para unlocker ini sebab umumnya mereka beraksi dengan cara sembunyi-sembunyi. Jangan harap Anda tiba – tiba bisa menjumpainya secara mudah, sebab umumnya aksi mereka melalui getok tular atau dari mulut ke mulut. Biasanya mereka hanya mau melakukannya pada ponsel milik orang yang sudah dikenalnya. Melalui seorang perantara di kawasan WTC Surabaya, kami akhirnya berhasil menemui salah seorang pelaku. Kepada News Ponsel, dia menjelaskan bahwa untuk bisa melakukan unlock bukanlah hal yang sulit sebab semua tutorialnya bisa kita dapatkan dengan mudah di Internet. Berapa ongkos yang anda minta sebagai jasa unlock?Ditanya demikian, pria ini mengaku mendapat imbalan 25 sampai 50 ribu.
Fenomena Unlock ini juga membuat pasar ponsel menjadi terkoreksi, artinya jika sebelumnya handset huawei C2601 ini dijual melalui program bundling, maka seiring dengan tren unlock, maka tidak sedikit outlet atau konter di pinggiran yang sengaja menjualnya terpisah, bahkan dengan terang-terangan menjual huawei C2601 dengan simcard lain.
Rakhmat Junaidi, Director Of Corporate Services PT Bakrie Telecom Indonesia
“Dengan melakukan tindakan unlock ini, maka mereka telah merampas keinginan dari masyarakat untuk memperoleh harga ponsel yang sangat terjangkau. Selain itu mereka juga tidak menghormati hukum mengingat perangkat ponsel Huawei tersebut telah dilindungi oleh hak cipta intelektual”,
PT Bakrie Telecom Indonesia segera merespon kasus unlock di tengah pasar ponsel Indonesia. Rahmad mengatakan, sejak awal bulan September 2007, Esia mengeluarkan paket bundling dengan nama Paket Dobel Untung. Paket ini dijual dengan harga Rp 199 ribu (diluar ppn). Dengan harga sebesar itu maka paket Dobel Untung merupakan harga ponsel baru yang termurah di Indonesia.
Paket Dobel Untung ini kerjasama antara BTEL sebagai penyedia jaringan dengan Huawei sebagai penyedia handset. Tujuannya untuk mewujudkan misi BTEL memperluas akses masyarakat terhadap jasa layanan telekomunikasi dengan kualitas ponsel yang terjaga pula. Karena itu BTEL berharap kerjasama ini akan dapat diterima oleh masyarakat karena banyak keuntungan yang akan diperoleh. Tarif percakapan murah, kualitas ponsel prima dan dukungan jaringan yang sangat memadai.
Berkaitan dengan maraknya informasi unlock handset bundling ini, maka Rakhmat selaku jubir BTEL sangat menyayangkan tindakan demikian. Langkah BTEL meluncurkan paket bundling ini merupakan terobosan agar akses masyarakat untuk mendapatkan jasa layanan telekomunikasi dapat semakin luas dan terjangkau.
Arah tujuannya, karena perangkat tersebut merupakan hak cipta intelektual pihak Huawei maka tindakan hukum yang menyertainya akan merupakan wewenang sepenuhnya pihak Huawei untuk menindak-lanjutinya. (Don)
Jejak Para Unlockers
Para unlocker di Indonesia meninggalkan jejak yang sangat jelas, dari tahun- ke tahun sejak peluncuran handset Samsung SCH N356 Frenship, jejak para pembobol ini bisa dipastikan terus berlanjut mulai sekarang. Entah karena proteksi software yang kurang kuat atau karena jawara unlocker yang lebih pintar. Who knows!! Yang pasti ketika permintaan handset murah mulai merangkak naik, konsumen ponsel di Indonesia meresponnya dengan aksi sporadis. Tipikal masyarakat Indonesia memang cukup unik, sebab meski sudah di unlock dengan salah satu simcard operator tertentu, toh tetap saja masih mencari celah agar bisa dipakai untuk operator lain. Ini menjadi PR bagi operator maupun Vendor agar lebih waspada dan bijaksana, sebab apapun yang dikunci pasti bisa dibuka.
1 | April 2005 | Para unlocker beraksi dengan membobol proteksi yang dibuat oleh samsung SCH N356 dengan produk bundling mobile-8 yang diberi nama Frenship.
Ponsel yang seharusnya dijual dengan harga satu jutaan ini akhirnya dijual dengan harga Rp 388 ribu. Inilah awal dari kasus unlock, sebab kasus ini hanya terjadi di Indonesia.
|
2 | November 2005 | Fren kembali menjadi operator korban unlock, kali ini ponsel dengan nama asli ZTE C150 dibobol proteksinya sehingga bisa diisikan simcard lain. |
3 | April 2006 | Samsung N510 yang dibundling dengan Fren dengan nama Slimo akhirnya bisa diunlock. Meski tidak seheboh sebelumnya, namun aksi para unlocker ini sempat membuat pihak Mobile-8 melakukan sweeping di sejumlah sentra ponsel. |
4 | Oktober 2007 | Pengalaman pahit Mobile-8 kembali terulang satu tahun kemudian ketika LG ID3100 yang dibundling oleh Esia mulai dijual dengan simcard yang bukan Esia. Fenomena ini pertama terjadi di Jakarta. |
5 | November 2007
| Huawei C2601 yang dijual dalam paket bundling seharga 199 ribu, akhirnya diunlock. Bahkan saat seri pertama muncul, setiap orang yang memahami setting NAM bisa dengan mudah melakukan unlock karena proteksi masih menggunakan SID. Esia kemudian meluncurkan seri terbaru dengan mode proteksi MIN, namun lagi-lagi bisa dibobol dengan software khusus.
|
reposting by didi @ here
Reported by Hadi Sujarwo posting time Sabtu, Mei 17, 2008
SMART Telecom
Bangun 3.000 BTS hingga Akhir 2008
Perusahaan telekomunikasi milik Group SinarMas dengan merk dagang Smart Telecom akan melakukan ekspansi secara menyeluruh ke wilayah Indonesia. Tahun ini Smart Telecom berencana membangun 3000 BTS dengan total belanja Modal US$350 juta.
Hal ini ditegaskan Djoko Tata Ibrahim, Deputi CEO Smart Telecom disela-sela acara bundling Ponsel Smart – Haier D1100P di Wisma BII Surabaya.
Lebih lanjut, Djoko menambahkan hingga bulan Juni 2008, cakupan wilayah coverage smart Telecom akan menjangkau seluruh wilayah Jawa, Bali, dan Lombok. Hingga akhir tahun, diharapkan akan meluas hingga Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. ”Bulan ini MSC (Mobile Switching Center) kami di Madiun dan Jember akan segera bisa dioperasikan, daerah lain seperti Balikpapan, Banjarmasin, Palembang, dan Lampung sedang dalam tahap pengerjaan” ujarnya.
Sejak launching serentak di 5 kota bulan September lalu, Surabaya (6 September), Bandung (19 September), Semarang (25 September) dan Yogyakarta (28 September), Djoko Tata Ibrahim mengklaim memiliki 300 ribu pelanggan. Jawa Timur Sendiri memberikan konstribusi sekitar 25 % dari total pelanggan Coverage di Jawa timur meliputi, Surabaya, Batu, Blitar, Bojonegoro, Gresik, Jombang, Kediri, Lamongan, Malang, Mojokerto, Pasuruan, Sidoarjo, Tulungagung, Tuban.
- Media Briefing Smart Telecom di wisma BII Surabaya
Smart Telecom merupakan hasil merger antara Primasel dengan PT Wireless Indonesia (WIN, anak perusahaan Sinar Mas). Kita tentu masih ingat ketika di Primasel proyek PHS yang digelar di Jawa Timur akhirnya dihentikan.Lisensi pembangunan PHS di Jawa timur terjadi sesaat setelah C-Phone dikenalkan oleh Telkom yang kemudian diganti dengan nama TelkomFlexi.
Di Jawa Timur, Primasel akhirnya memutuskan untuk mengadopsi teknologi CDMA2000-1x dengan band 1980 MHz. namun karena pemerintah memandang Primasel tidak memenuhi target “teledensitas” maka akhirnya digusur karena frekuensi yang mereka gunakan akan dipakai untuk 3G.
Merger akhirnya dilakukan, konglomerasi Sinar Mas mengambil alih pada akhir tahun 2006. Polemik akhirnya muncul, sebab pemerintah tetap keukeuh dengan putusan bahwa Smart Telecom tetap beroperasi di pita 1900 Mhz. Selain diperuntukkan untuk mobile Satelit, pita frekuensi ini juga sudah penuh dengan operator lain. Di Jakarta misalnya, Flexi dan StarOne juga memakai frekuensi ini, sementara hasil tender alokasi frekuensi 3G yang dimenangkan oleh Telkomsel, Indosat, dan XL juga memakai rentang pita yang juga berdekatan.
Lagi-lagi, keputusan pemerintah memancing polemik, Flexi dipaksa memimang Fren, sementara StarOne juga lebih dulu meminang Esia untuk berdiam di satu rumah yang sama di frekuensi 800 Mhz.
Terlepas dari polemik itu, Smart Telecom kini sudah mendapatkan rumahnya. sistem Nomor juga mirip GSM dengan prefix 0881, 0882, 0883, 0884 (maklum saja meski teknologinya CDMA, namun kemampuan jelajahnya tinggi alias Unlimited Mobility).
Skema Pentarifan yang dijalankan Smart cukup berani, yakni memberlakukan system Homo (sesama Smart bicara Gratis 24 jam sehari) SMS= Rp 25,- ke operator lain = Rp 550/30 Detik (local) dan Rp 660/30 Detik (Non Lokal), SMS ke operator Lain = Rp 275/SMS, Tarif data Rp 2,2/kb.
Bundling Smart Telecom
| ZTE X-175, ZTE X-176
| Haier D1200P | Haier D1100P |
Harga | 188 Ribu | 399 Ribu | 288 Ribu |
Layar | MonoChromo | 65K | 65K |
Fitur | Ringtone | Internet (bisa juga sebagai Modem) | Desain tipis |
| Speaker Phone | Hidden SMS/ PhoneBook | Hidden SMS/ PhoneBook |
| Vibrate | Blokir Panggilan | Blokir Panggilan |
|
| Kabel data USB | Kabel data USB |
Reported by Hadi Sujarwo posting time Sabtu, Mei 17, 2008
Kamis, 15 Mei 2008
Wifi ? ....
According to wikipedia: Wi-Fi was originally a brand licensed by the Wi-Fi Alliance to describe the embedded technology of wireless local area networks (WLAN) based on the IEEE 802.11 standard. As of 2007, common use of the term Wi-Fi has broadened to describe the generic wireless interface of mobile computing devices, such as laptops in LANs. The term Wi-Fi was chosen as a play on the term "Hi-Fi", and is often incorrectly mistaken to be an abbreviation for wireless fidelity. Wi-Fi and the Wi-Fi CERTIFIED logo are registered trademarks of the Wi-Fi Alliance, the trade organization that tests and certifies equipment compliance with the 802.11x standards.
If you've been in an coffee shop, restaurant, campus or hotel, mostly you've right in the middle of a wireless network. Many of us use wireless networking, also called WiFi or 802.11 networking, to connect our computers at home, and now an increasing number of cities use the technology to provide free or cheap Internet access to residents. In the near day, wireless networking may become so widespread that we can access the Internet just about anywhere at any time, without using wires, so wonderful life.
A wireless network uses radio waves, just like handphone, tv and radios do. In fact, communication across a wireless network is a lot like two-way radio communication. Here's what happens:
- A computer's wireless adapter translates data into a radio signal and transmits it using an antenna indoor or outdoor.
- A wireless router receives the signal and decodes it. It sends the information to the Internet using a physical, wired Ethernet connection.
The radios used for WiFi communication are same to the radios used for walkie-talkies, handphones and other devices. They can transmit and receive radio waves, and they can convert 1s and 0s into radio waves and convert the radio waves back into 1s and 0s. But WiFi radios have a few notable differences from other radios:
- They transmit at frequencies of 2.4 GHz or 5GHz. This frequency is considerably higher than the frequencies used for cell phones, walkie-talkies and televisions. The higher frequency allows the signal to carry more data.
- They use 802.11 networking standards, which come in several flavors:
- 802.11b was the first version to reach the marketplace. It's the slowest and least expensive standard, and it's becoming less common as faster standards become less expensive. 802.11b transmits in the 2.4 GHz frequency band of the radio spectrum. It can handle up to 11 megabits of data per second, and it uses complimentary code keying (CCK) coding.
- 802.11g standard also transmits at 2.4 GHz, but it's a lot faster than 802.11b -- it can handle up to 54 megabits of data per second. 802.11g is faster because it uses orthogonal frequency-division multiplexing (OFDM), a more efficient coding technique.
- 802.11a transmits at 5GHz and can move up to 54 megabits of data per second. It also and uses OFDM coding. Newer standards, like 802.11n, can be even faster than 802.11g. However, the 802.11n standard isn't yet final.
- WiFi radios can transmit on any of three frequency bands. Or, they can "frequency hop" rapidly between the different bands. Frequency hopping helps reduce interference and lets multiple devices use the same wireless connection simultaneously.
Any products tested and approved as "Wi-Fi Certified" (a registered trademark) by the Wi-Fi Alliance are certified as interoperable with each other, even if they are from different manufacturers. A user with a "Wi-Fi Certified" product can use any brand of access point with any other brand of client hardware that also is certified. Typically, however, any Wi-Fi product using the same radio frequency (for example, 2.4GHz for 802.11b or 11g, 5GHz for 802.11a) will work with any other, even if not "Wi-Fi Certified."

As long as they all have wireless adapters, several devices can use one router to connect to the Internet. This connection is convenient and virtually invisible, and it's fairly reliable. If the router fails or if too many people try to use high-bandwidth applications at the same time, however, users can experience interference or lose their connections.
f you want to start a wireless network in your home, office, or any public area, the first thing you'll have to do is make sure your computer has the right wireless device. Most new laptops and many new desktop computers come with built-in wireless transmitters. If your laptop doesn't, you can buy a wireless adapter that plugs into the PC card slot or USB port. Desktop computers can use USB adapters, or you can buy an adapter that plugs into the PCI slot inside the computer's case. Many of these adapters can use more than one 802.11 standard.

Once you've installed your wireless adapter and the drivers that allow it to operate, your computer should be able to automatically discover existing networks. This means that when you turn your computer on in a WiFi hotspot, the computer will inform you that the network exists and ask whether you want to connect to it. If you have an older computer, you may need to use a software program to detect and connect to a wireless network.
Connecting to internet via wifi is so convenient for us. so Wireless home networking are convenient as well. They allow us to easily connect many computers and to move them from place to place without disconnecting and reconnecting wires, and we can play computers in many position we like itReported by Hadi Sujarwo posting time Kamis, Mei 15, 2008